Berfikir Deduktif
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Ciri pertama adalah proses berpikir logis,
dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu
atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat
analitik dari proses berpikirnya.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Berpikir Deduktif
Deduksi berasal
dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari
keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya
induksi (dikutip Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta.
Balai Pustaka 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. ( dikutip
:Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam
silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif dan silogisme entimen.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis
dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan
disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan
disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan
disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan
salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.
4. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan
simpulan.
Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam
sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda
berhak menerima hadiahnya.
Namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja,
yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun
terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
a. Epikherema
Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas
dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa
digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab
terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.
Contoh:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu
memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya.
Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu
mulia.
b. Entimem
Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada
penjelasan di atas.
c. Sorites.
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan
atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh
lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah
pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis
pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada
premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan
seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek
premis pertama dan predikat premis terakhir.
Pola yang digunakan sebagai berikut:
S 1…………………………………………P1
S2 …………………………………………P2
S3……………………….…………………P3, dst.
BAB III
Penutup
Jadi apa yang dimasksud penalaran adalah merupakan suatu
corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum
akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.
Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran induktif
dan deduktif. Kedua jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan Silogisme
yang berbeda. penalaran deduktif adalah proses penyimpulan pengetahuan khusus
dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.sedangkan penalaran induktif
adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
SOAL
1. Silogisme disusun berdasarkan klasifikasi premis dan
kesimpulan adalah
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
2. Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi adalah
a. alternatif
b. mutualisme
c. hipotesis
d. kategorial
3. Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Deduktif, kecuali :
a. kategorial
b. hipotesis
c. alternatif
d. mutualisme
4. Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk
tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif disebut
a. persuasif
b. sorites
c. entimen
d. alternatif
5. Jabaran dari
silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu
premisnya atau keduanya jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan
jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya disebut
a. ephikerema
b. entimen
c. sorites
d. alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar